Selasa, 04 Februari 2014

Kemenkes: Baru 1,75% Wanita Mendeteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara

Jakarta, Deteksi dini menjadi salah satu cara untuk mencegah suatu penyakit memasuki stadium yang lebih lanjut, termasuk kanker yang rentan terjadi pada wanita yakni kanker serviks atau leher rahim dan kanker payudara. Namun, menurut data subdit Kanker Kementerian Kesehatan sampai 20 Januari 2014 baru 644.951 wanita usia 30-50 tahun yang baru melakukan deteksi dini dari jumlah 36.761.000 wanita.

"Berarti baru 1,75 persen wanita yang melakukan deteksi dini. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bisa karena ada suami yang belum mengizinkan atau justru wanitanya takut ketahuan sakit," tutur Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Dr Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes.

Padahal, menurut Eko, lebih baik tahu secara dini dengan pemeriksaan yang tidak sakit. Apalagi untuk deteksi dini kanker misalnya melalui inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), pap smear, dan cyro therapy sudah ada jaminan bagi peserta BPJS.

"Berdasarkan Permenkes No.69 itu (jaminan) memang sudah ada. Jadi tidak rugi kan kita, memang jatahnya cek sekali dalam lima tahun," lanjut Eko di sela-sela temu media 'Kanker dan Upaya Pengendaliannya' di kantor Kemenkes, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2014).

Selain itu, dikatakan Eko rendahnya kesadaran, pengetahuan, dan pengertian akan kanker masih rendah di masyarakat sebab adanya anggapan bahwa kanker adalah sesuatu yang abstrak. Oleh karena itu, Kemenkes juga akan bekerja sama dengan pihak UKS di sekolah-sekolah supaya anak-anak bisa tahu bahwa kanker adalah suatu penyakit yang bisa dideteksi, dirasakan, dan diobati.

Upaya dari Kemenkes sendiri selain dengan membentuk komite nasional juga memberikan perawatan paliatif di mana mereka yang sudah hidup dengan kanker bisa diobati meskipun proses pengobatan kanker juga cukup membutuhkan perjuangan karena rasa sakit yang dialami misalnya usai kemoterapi.

"Intinya supaya terhindar dari kanker dan penyakit tidak menular lain cek kesehatan secara rutin dan teratur karena penyakit tidak menular seperti kanker hampir tidak menunjukkan gejala," papar Eko.

"Selain dengan organisasi profesi, Kemenkes juga bermitra dengan para survivor kanker karena mereka bisa jadi seorang juru bicara yang jelas dalam artian bisa menjadi contoh nyata bahwa meskipun terkena kanker, kalau bisa tetap menjalani pengobatan dengan baik maka kanker bisa disembuhkan,"pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar